Selasa, 23 Agustus 2016

Pengertian dan Wawasan Psikologi Industri dan Organisasi


Pengantar

Psikologi sebagai ilmu di Indonesia mulai sebelum Perang Dunia II melalui lembaga pendidikan dan diterapkan pada bidang pendidikan. Pada tahun 1953, didirikan Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi, Psikologi dikembangkan dan diterapkan ke berbagai bidang kehidupan, dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan kehidupan masyarakat.

Perkembangan Psikologi industri dan organisasi sangat dipengaruhi psikologi dari negara-negara Barat, salah satunya Amerika Serikat. Banyak buku dan majalah psikologi dipakai sebagai acuan  dalam pengembangan dan penerapan psikologi di Indonesia.

Psikologi Sebagai Ilmu

Ilmu berusaha memberi penjelasan tentang kejadian-kejadian. Metode ilmiah bertujuan untuk memaksimalkan objektivitas dari temuan yang dilaporkan. Ilmu berhubungan dengan fakta-fakta yang dapat diobservasi, yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, diukur, dan dilaporkan. Lembaga-lembaga psikologi di atas mempelajari gejala-gejala psikis pada manusia dengan rancangan eksperimen  dari psikologi eksperimen.

Psikologi eksperimen juga mempelajari gejala-gejala psikis dan perilaku manusia dalam bidang industri. Tetapi temuannya ternyata dalam suatu laboratorium dengan menggunakan rancangan eksperimen kurang dapat di andalkan, karena situasinya buatan. Akhirnya muncul studi lapangan, tetapi sulit dilaksanakan. Tetapi kedua macam penelitian ini saling melengkapi.

Penerapan psikologi umum  di industri di mulai pada awal  Abad ke-20. Tahun 1901, Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan. Dua tahun kemudian Ia menerbitkan bukunya Theory of Advertising. dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu aspek dari dunia kerja. Tahun 1913 terbit buku dengan judul psychology of industrial efficiency yang ditulis Hugo Muensterberg, buku yang lebih dalam membahas tentang psikologi industri.

Selanjutnya para sarjana psikologi eksperimen membantu dalam membuat alat-alat yang membantu suatu pekerjaan dengan bekerja sama dengan sarjana teknik, ilmu yang berkembang ini dikenal dengan nama ergonomi, atau psikologi perekayasaan.

Psikologi Diferensial

Di samping psikologi umum, berkembanglah psikologi diferensial atau psikologi khusus. William Stern, seorang sarjana Jerman, yang mempelopori psikologi diferensial. Dalam bukunya Die Differentielle Psychologie yang terbit pada 1900. Pada buku tersebut mengulas secara sistematik bidang-bidang dan metode psikologi diferensial.

Melalui psikologi khusus ini, berkembanglah psychotectniek yang sekarang dikenal sebagai psikometri, yang berupaya mempelajari dan mengukur gejala-gejala psikis seseorang. Perbedaan manusia juga dapat diukur dengan menggunakan alat-alat psikologik. Awalnya tes psikologi dimulai pada abad ke-20 yaitu mengukur intelegensi dan kemampuan mental lainnya. Tes intelegensi dikembangkan oleh Binet dan Simon di Perancis. Tes tersebut digunakan untuk membedakan anak-anak yang normal dengan yang lemah ingatan.

Selanjutnya, tes intelegensi dari Binet di kembangkan oleh Terman dan Merrill atau dikenal Terman-Merrill Intelligence Test. Tes psikologi di Amerika pada Perang Dunia I (1914) juga berkembang, yang dimana para sarjana psikologi mendapat tugas untuk mengembangkan tes intelegensi dalam menyeleksi anggota tentaranya. Tes tersebut dikenal dengan nama Army Alpha Test dan Army Beta Test.

Setelah PD I psikometri berkembang dengan pesat. Tes-tes psikologik mulai digunakan dalam seleksi tenaga kerja oleh perusahaan, tes mengukur kepribadian dan minat, dan lain-lain.

Psikologi Industri dan Organisasi di Indonesia

Psikologi sebagai ilmu dikenal dan dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1950-an. Ketika kemerdekaan Indonesia diakui secara resmi oleh Belanda akhir tahun 1949, terdapat penggunaan tes-tes psikologik:

  • Balai Psychotechniek dari Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RIm mengadakan seleksi siswa untuk masuk ke sekolah menengah kejuruan teknik, dan pengukuran psikometris untuk keperluan penjurusan sekolah
  • Pusat Psikologi Angkatan Darat di Bandung, yang menyelenggarakan seleksi dan penjurusan bagi para anggotanya berdasarkan pengukuran psikometris.

Pada 3 Maret 1953, Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, melebur Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi, Balai Psychotechniek dari Kementerian Pendidikan, serta Pengajaran dan Kebudayaan RI menjadi Psikologi Kejuruan dan Perusahaan. Lembaga Pendidikan Psikologi berkembang menjadi jurusan Psikolgi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan tahun 1960 menjadi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan sekarang menjadi Psikologi Industri dan Organisasi, yang diterapkan penggunaan tes dalam rangka seleksi dan penjurusan sekolah. Pengembangan Psikologi Industri dan Organisasi dipelopori dua fakultas, yaitu Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (September 1961) dan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (Januari 1965).
 
Perkembangan psikologi industri dan organiasi di Indonesia didukung dari negara-negara barat, dari Hasil penelitian, teori yang berkembang, metodologi, dan perangkat peralatan yang canggih. Terdapat masalah dalam perkembangan bidang psikologi ini, Indonesia harus cermat mengelai teori, aturan dan prinsip psikologi yang sesuai masyarakat dan kebudayaan Indonesia, kurangnya dana untuk melakukan penelitian, tenaga peneliti dan penerap kurang, dan kesedian dan kemampuan perusahaan untuk menggunakan jasa-jasa psikologis masih terbatas.

Psikologi dan industri di Indonesia adalah ilmu terapan melakukan pelaksanaan pemeriksaan psikologis dengan tujuan seleksi dan penempatan, penyuluhan dan bimbingan, dan pengembangan karier. Terapan yang lain adalah bidang pelatihan dan konsultasi. Ada beberapa sarjana psikologi yang bekerja sebagai konsultan pada suatu perusahaan atau lembaga.

Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi

Isitilah Psikologi Industri dan Organisasi merupakan terjemahan dari Industrial and Organizational Psychology (industri mencakup perusahaan atau bisnis).

Dewasa ini, perilaku manusia dengan kaitannya dengan Industri dan organisasi dipelajari untuk pengembangan teori. Teori motivasi Herzberg, teori kepemimpinan Vroom, dan lain-lain. Selain itu, alat-alat untuk mengukur perbedaan manusia juga dikembangkan dalam seleksi, penempatan, pengenalan diri, penyuluhan, dan pengembangan karier.

Sejak Perang Dunia II, psikologi Industri dan Organisai berkembang menjadi ilmu mandiri. PIO melaksanakan penelitian ilmiah, mengembangkan teori serta menguji kebenarannya lalu diterapkan.

PIO merupakan keseluruhan pengetahuan yang berisi fakta, aturan, dan prinsip-prinsip tentang perilaku manusia terhadap pekerjaan. Pertama, PIO adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen. Kedua, PIO adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia secara perorangan dan kelompok, untuk kepentingan dan kemanfaatan manusianya dan organisasinya dalam industri dan organisasi.

Wawasan Psikologi Industri dan Organisasi

Semula, ilmu ini dinamakan psikologi industri yang fungsi utamanya menerapkan ilmu psikologi di Industri. Karena psikologi industri menjadi ilmu yang mandiri, maka psikologi industri menjadi PIO atau psikologi industri dan organisasi.

Maksud dari organisasi ini mencakup mencari keuntungan, yang memproduksi barang atau jasa, dan organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari keuntungan (lembaga pendidikan, badan pemerintahan).

Organisasi (industri)  sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem atau satuan kerja yang besar. Satuan kerja yang besar terdiri dari satuan-satuan kerja kecil, lebih kecil lagi, misalnya seksi, seterusnya sampai ke satuan kerja terkecil, yaitu tenaga kerja.

Organisasi industri berinteraksi dengan sistem lain (organisasi industri lainnya, departemen, lembaga, dan lain-lain). Tujuan interaksinya menerima dan melepas sesuatu (tukar menukar). Sebagai contoh organisasi industri menerima bahan baku, informasi, peralatan, atau tenaga kerja dari sistem lainnya, dan menyalurkan hasil atau produk ke sistem lain.

Model Organisasi Industri sebagai suatu sistem

  • Seleksi dan penempatan tenaga kerja (sesuai syarat).

  • Pelatihan dan pengembangan (agar tenaga kerja memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam bekerja).

  • Kondisi kerja dan psikologi kerekayasaan (menyesuaikan lingkungan kerja fisik dengan kemampuan tenaga kerja agar bekerja lebih efisien).

  • Kepemimpinan dalam perusahaan (bertujuan mengarahkan tenaga kerja dalam mencapai tujuan kelompok kerjanya.

  • Organisasi dan kelompok kerja (organisasi terdiri atas pemimpin yang mengarahkan, dan motivasi serta sikap kerja dipengaruhi oleh kelompok kerjanya.

  • Pengembangan dan budaya organisasi (pengembangan organisasi dengan teknik intervensi untuk meningkatkan efisien, efektivitas, dan kesehatannya yang mempengaruhi budaya perusahaan).

  • Penimbangan karya

  • Motivasi kerja

  • Kepuasan kerja

  • Stres dan Keselamatan kerja (perhatian pada tenaga kerja)

  • Perilaku konsumen (pastikan produk diterima oleh sistem lain-laku dijual).

Kaitan Psikologi Industri dan Organisasi dengan Ilmu-Ilmu Lain

PIO memberikan kontribusinya pada perilaku keorganisasian dan manajemen sumber daya manusia.
  • Kaitan dengan perilaku keorganisasian,
PIO adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen. Dan PIO juga adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia secara peorangan dan kelompok, untuk kepentingan dan kemanfaatan manusianya dan organisasinya dalam industri dan organisasi. Sebagai tenaga kerja, perilaku yang dipelajari untuk mengenali sikap dan kepribadiannya dalam interaksinya dengan lingkungan sosial (antaranggota, antarkelompok, dan lain-lain).
  • Kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia
Di Indonesia banyak merasa sulit untuk membedakan PIO dengan manajemen sumber daya manusia  (msdm). Msdm memanajemeni manusia sebagai tenaga kerja, di mana prinsip efisiensi dan efektivitas yang diperhatikan. Sedangkan PIO penemukenalan manusia sebagai tenaga kerja yang memiliki ciri yang dipersyaratkan untuk pekerjaan tertentu dalam proses seleksi dan penempatan, proses pelatihan dan pengembangan, serta interaksi tenaga kerja dengan lingkungan fisik dan sosial.

Perbedaan PIO dengan MSDM

Secara umum PIO adalah salah satu bidang ilmu psikologi yang mempelajari gejala-gejala perilaku, sikap, kepribadian seseorang dalam dunia organisasi/perusahaan. Isu-isu yang dibahas seperti penyediaan/rekrutmen tenaga kerja, pengembangan karyawan, evaluasi kinerja, efektifitas kerja dan analisa beban kerja, kepuasan karyawan, intervensi pengembangan organisasi, kesejahteraan karyawan dan seterusnya.
Sedangkan secara umum Manajemen SDM adalah suatu ilmu yang memiliki fungsi perencanaan (planning), pengaturan (organizing), pengarahan (actuating) dan pengawasan (controlling) terhadap sumber daya manusia dalam suatu organisasi/perusahaan sehingga tercapai tujuannya. Isu-isu yang dibahas dalam MSDM adalah teori manajemen, teori dan pengembangan organisasi, manajemen strategis, perencanaan tenaga kerja, evaluasi jabatan, manajemen karir, manajemen kinerja, manajemen talenta, manajemen kompensasi dan benefit, mengatur training & development, dan seterusnya.

Apabila dicermati secara umum maka PIO mencoba mengcapture perusahaan/organisasi berbasis pada perilaku, sikap, motivasi dan karakter manusia ketika melakukan suatu pekerjaan. Sementara MSDM melihat perusahaan/organisasi berbasis pada perencanaan jumlah SDM, mengatur posisi manusia supaya sesuai dengan strategi, mengarahkan SDM pada misi perusahaan, evaluasi efektifitas struktur organisasi, mendesain & mengembangkan sistem manajemen SDM dan seterusnya.



 

0 komentar:

Posting Komentar